PERHITUNGAN
GERHANA BULAN dan MATAHARI
Perhitungan
gerhana bulan dan gerhana matahari dengan sistem Ephemeris Hisab Rukyat ditempuh
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Gerhana Bulan (contoh perhitungan GBT
bulan Jumadil Ula 1439 H)
1.
Kemungkinan terjadinya gerhana bulan pada bulan Jumadil Ula 1439 H (dihitung
berdasarkan tabel kemungkinan terjadinya gerhana. Terlampir.)
Tahun 1430 =
326° 14' 12”
|
Tahun 9 = 72°
25' 12”
|
Jumadil Ula =
138° 1' 7”
|
Jumlah
= 536° 40' 31”
|
360° 00’ 00”
–
|
= 176° 40' 31”
|
Gerhana bulan mungkin akan terjadi
apabila hasil penjumlahan tersebut:
|
·
antara 000° s/d 014°
|
·
antara 165° s/d 194°
|
·
antara 354° s/d 360°
|
Hasil atau angka 176° 40' 31” ini berada di antara 165° s/d 194°,
|
sehingga pada pertengahan bulan Jumadil Ula 1439 H. ada kemungkinan terjadi gerhana bulan.
2. Konversi tanggal kemungkinan terjadinya gerhana ke kalender masehi
Tanggal 14 Jumadil Ula 1439 H.
atau 14 - 05 - 1439 H.
|
Waktu yang telah dilalui selama
1438 tahun + 4 bulan + 14 hari
|
1438 ÷ 30 = 47 daur (siklus) + 28
tahun + 4 bulan + 14 hari
|
47 siklus = 47 x 10631 = 499657 hari
|
28 tahun = 28 x 354 + 10[1] = 9922 hari
|
4 bulan = 30 x 2 + 29 x 2 = 118 hari
|
14 hari = 14
hari +
|
Jumlah hari ( Tanggal 14 Jumadil
Ula 1439 H. atau 14 - 05 - 1439 H.) ) =
509711 hari
|
Selisih Kalender Masehi-Hijriyah
= 227.016 hari
|
Anggaran baru Gregorius (10 + 3) =
13 hari +
|
Jumlah
= 736740 hari
|
509711 ÷ 7 = 72815,
lebih 6 hari = Selasa (dihitung
mulai Jum’at)
|
509711 ÷ 5 = 101942, lebih 1 hari = Legi (dihitung mulai Legi)
|
736740 ÷ 1461 = 504 daur/siklus + 396 hari
|
504 siklus =504 x 4 = 2016 tahun
|
396 hari = 396 ÷ 365 = 1 tahun +
31 hari
|
31 hari =
0 bulan + 31 hari
|
Waktu yang
dilewati adalah : 31 hari + 0 bulan + 2017 tahun (1 + 2016),
waktu yang
berjalan adalah : hari ke 31, bulan ke 01 dan tahun 2018.
Jadi, tanggal Tanggal 14 Jumadil Ula 1439 H.
atau 14 - 05 - 1439 H. bertepatan dengan hari Selasa Legi, tanggal 31 Januari
2018 M.
[1] Jumlah
kabisat dalam 22 tahun yaitu tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21 tetapi ada
variasi lain untuk urutan tahun kabisat selain ini (diantaranya yaitu tahun ke
2, 5, 7, 10, 13, 16, 19, 21)
[2] Yaitu 10
hari koreksi penanggaln oleh paus gregorius ditambah jumlah angka abad yang
tidak habis dibagi 4 sejak 1582 yaitu abad 17, 18, 19 sehingga : 10 + 3 = 13
3.
Menyiapkan data astronomis dari Ephemeris.
Siapkan data ephemeris tanggal 31
Januari 2018 M. sesuai hasil konversi.Bila dalam tanggal
|
tersebut tidak terjadi FIB terbesar,
maka gunakan data Ephemeris satu hari setelahnya.
|
1.
Pada tanggal 31 Januari 2018 FIB terbesar adalah 0.999987952172269 terjadi
pada
|
jam 13 GMT.Pada jam 13 GMT tersebut, harga
mutlak Lintang bulan pada
|
kolom Apparent Latitude bulan
sebesar 0° 18' 29.8” . Harga ini lebih kecil dari1° 0' 24” ,
|
sehingga pada saat itu benar akan terjadi gerhana bulan.
|
Kriteria menentukan adanya gerhana
adalah :
|
1.
Jika harga mutlak lintang bulan lebih besar dari 1° 05’ 07” maka tidak akan
terjadi gerhana bulan
|
2.
Jika harga mutlak lintang bulan lebih kecil dari 1° 00’ 24” maka pasti
terjadi gerhana bulan
|
3.
Jika harga mutlak lintang bulan lebih kecil dari 1° 05’ 07” dan lebih
besardari 1° 00’ 24” maka ada kemungkinan terjadi gerhana bulan
|
5.
Menghitung waktu istiqbal
|
a.
Sabaq matahari
|
ELM jam 12 = 311° 33' 36.9”
|
ELM jam 14 = 311° 38' 41.5” -
|
B1 = -0° 5' 4.6”
|
b.
Sabaq bulan
|
ALB jam 12 = 130° 43' 34.6”
|
ALB jam 14 = 131° 58' 21.7” -
|
B2 = -1° 14' 47.1”
|
c.
Jarak matahari dan bulan
|
MB = ELM – (ALB – 180)
|
= 311° 33' 36.9” – (130° 43' 34.6” – 180 )
|
311° 33' 36.9” – (49° 16' 25.4” )
|
MB = -0° 50' 2.3”
|
d.
Sabaq bulan ma’addal
|
SB = B2– B1
|
-1° 14' 47.1” – -0° 5' 4.6”
|
SB = 358° 50' 17.5”
|
e.
Titik istiqbal
|
Titik Istiqbal = MB ÷ SB
|
-0° 50' 2.3” ÷ 358°
50' 17.5”
|
Titik Istiqbal = 359° 59'
51.6”
|
f.
Istiqbal =
Waktu FIB + Titik istiqbal – 00° 01’ 49.29”
|
Waktu
FIB = 13 : 00 : 00
|
Titik istiqbal =
359° 59' 51.6” +
|
12 : 59 : 51.6
|
koreksi librasi (nilai
konstan) = 00° 01’ 49.29” –
|
Istiqbal =
12 : 58 : 2.3 GMT
|
6.
Melacak data:
a.
Semidiameter bulan (SDC)
|
SDC jam 12 = 0° 16' 33.4”
|
SDC jam 14 = 0° 16' 32.9”
|
Maka hasil interpolasi adalah :
00° 16' 33.4” - (00° 16' 33.4” - 00° 16' 32.9” ) x 01 : 58 : 2.3 / 1 = 0°
16' 32.5”
|
b.
Horizontal Parallaks bulan (HPC)
|
HPC jam 12 = 1° 0' 46”
|
HPC jam 14 = 1° 0' 44.2”
|
Maka hasil interpolasi adalah :
01° 0' 46” - (01° 0' 46” - 01° 0' 44.2” ) x 01 : 58 : 2.3 / 1 = 1°
0' 42.5”
|
c.
Lintang bulan (LC)
|
LC jam 12 = 0° 21' 56.7”
|
LC jam 14 = 0° 15' 2.9”
|
Maka hasil interpolasi adalah :
00° 21' 56.7” - (00° 21' 56.7” - 00° 15' 2.9” ) x 01 : 58 : 2.3 / 1 = -0°
8' 22.6”
|
d.
Semidiameter matahari (SDo)
|
SDO jam 12 = 0° 16' 16”
|
SDO jam 14 = 0° 16' 16”
|
Maka hasil interpolasi adalah :
00° 16' 16” - (00° 16' 16” - 00° 16' 16” ) x 01 : 58 : 2.3 / 1 = 0°
16' 16”
|
e.
Jarak bumi (JB) ==> True Geocentric Distance
|
JB jam 12 = 0.985232125454314
|
JB jam 14 = 0.985243496488046
|
Maka hasil interpolasi adalah :
0.985232125454314 - (0.985232125454314 - 0.985243496488046) x 01 : 58 : 2.3 /
1 = 0.985254495889176
|
7.
Horizontal Parallaks (HPO)
Sin HPO = sin 08.794” ÷ JB
|
= sin 00° 00’ 08.794” ÷
0.985254495889176
|
HPO = 00° 00' 8.9”
|
8.
Jarak bulan dari titik simpul (H)
|
Sin H = sin LC ÷ sin 5°
|
= sin -0° 8' 22.6” ÷ sin 5°
|
H
= -01° 36' 7.1”
|
9.
Lintang bulan maksimum terkoreksi (U)
|
tan U= [tan LC÷ sin H]
|
= [tan -0° 8' 22.6” ÷ sin -01° 36' 7.1” ]
|
U = 04° 58' 51.9”
|
10. Lintang bulan minimum
terkoreksi (Z)
|
sin Z = [sin U × sin H]
|
= [sin 04° 58' 51.9” × sin -01° 36' 7.1” ]
|
Z = 00° 8' 20.7”
|
Z dan U diambil nilai mutlaknya
|
11. Koreksi kecepatan bulan
relatif terhadap matahari (K)
|
K
= cos LC × SB ÷ cos U
|
= cos -0° 8' 22.6” ×
358° 50' 17.5” ÷ cos 04° 58'
51.9”
|
K = 00° 11' 50.8”
|
12. Besar semidiameter
bayangan inti bumi (D)
|
D
= (HPC + HPO – SDo) × 1.02
|
(1° 0' 42.5” + 00° 00' 8.9” - 0° 16' 16” ) * 1.02
|
D
= 00° 45' 28.9”
|
13. Jarak titik pusat
bayangan inti bumi sampai titik pusat bulan ketika piringan bulan mulai
bersentuhan dengan inti bumi (X)
|
X
= D + SDƒ
|
00° 45' 28.9” + 0° 16' 32.5”
|
X
= 01° 2' 1.4”
|
14. Jarak titik pusat
bayangan inti bumi sampai titik pusat bulan ketika seluruh piringan bulan
mulai masuk pada bayangan inti bumi (Y)
|
Y
= D – SDƒ
|
00° 45' 28.9” - 0° 16' 32.5”
|
Y
= 00° 1' 17.1”
|
Catatan : Bila
Y lebih kecil daripada Z maka akan terjadi gerhana bulan sebagian sehingga E
dan T2 berikut ini tidak perlu dihitung. Bila Y lebih besar daripada Z maka
akan terjadi gerhana total sehingga E dan T2 berikut ini harus dihitung.
Dari hitungan
di atas Y lebih Kecil daripada Z sehingga terjadi gerhana sebagian, maka E dan
T2 berikut ini tidak perlu dihitung.
15.
Jarak titik pusat bulan ketika piringan bulan mulai bersentuhan dengan bayangan
inti bumi sampai titik pusat bulan
saat segaris dengan bayangan inti bumi (C)
|
cos C= cos X ÷ cos Z
|
cos 01° 2' 1.4”
÷ cos 00° 8' 20.7”
|
cos C = 01° 1' 27.5”
|
16. Waktu yang diperlukan
bulan untuk berjalan mulai ketika piringan bulanbersentuhandengan
|
bayangan inti bumi sampai ketika titik pusat
bulan segaris dengan bayangan inti bumi (T1)
|
T1
= C ÷ K
|
01° 1' 27.5”
÷ 00° 11' 50.8”
|
T1
= 05j 11m 16.8d
|
17. Jarak titik pusat bulan
saat segaris dengan bayangan inti bumi sampai titik pusat bulan ketika
seluruh piringan bulan masuk pada bayangan inti bumi (E)
|
cos E = cos Y ÷ cos Z
|
cos 00° 1' 17.1” ÷ cos
00° 8' 20.7”
|
E
= tak perlu dihitung
|
18. Waktu yang diperlukan
oleh bulan untuk berjalan mulai titik pusat bulan saat
|
segaris dengan bayangan inti bumi
sampai titik pusat bulan ketika
|
seluruh piringan bulan masuk pada
bayangan inti bumi (T2)
|
T2
= E ÷ K
|
tak perlu dihitung ÷ 00° 11' 50.8”
|
T2
= tak perlu dihitung
|
19. Koreksi pertama terhadap
kecepatan bulan (Ta)
|
Ta
= cos H ÷ sin K
|
cos -01° 36'
7.1” ÷ sin 00° 11' 50.8”
|
Ta
= 290° 4' 46.7”
|
20. Koreksi kedua terhadap
kecepatan bulan (Tb)
|
Tb
= sin LC÷ sin K
|
sin -0° 8'
22.6” ÷ sin 00° 11' 50.8”
|
Tb
= -0° 42' 25.4”
|
21. Waktu gerhana (T0)
|
T0
= [sin 0.05 × Ta × Tb]
|
[sin 0.05 × 290° 4' 46.7” × -0° 42' 25.4” ]
|
T0
= 00j 10m 44.4d
|
22.
Waktu titik tengah gerhana (Tgh)
|
Perhatikan Lintang bulan pada
kolom Apparent Latitude Bulan pada jam FIB terbesar dan pada satu jam
berikutnya.
|
- Jika harga mutlak Lintang Bulan
semakin mengecil maka Tgh = Istiqbal + T0 – ΔT
|
- Jika harga mutlak Lintang Bulan
semakin membesar maka Tgh = Istiqbal– T0 – ΔT
|
Karena harga mutlak lintang bulan
semakin mengecil, maka
|
Tgh = Istiqbal+ T0 – ΔT
|
12 : 58 : 2.3 + 00j 10m 44.4d
|
Tgh
= 013j 8m 46.7d GMT
|
Lalu hasil tersebut dikurangi ΔT
(ΔT adalah koreksi waktu TT menjadi GMT)
|
Cara menghitung ΔT untuk tahun
diatas 2000 adalah :
|
t
= (tahun – 2000) ÷ 100
|
ΔT = (102.3 + 123.5 x t +32.5 x
t2) ÷ 3600
|
ΔT tahun 2018 adalah :
|
t = (2018 – 2000) ÷ 100 = 0.18
|
ΔT = (102.3 + 123.5 x 0.18² + 32.5 x 0.18²)
÷ 3600 = 0j 2m 5.6d
|
Tgh
= 013j 8m 46.7d - 0j 2m 5.6d = 13j 6m 41.1d
|
Untuk mengubah ke jam WIB ditambah
7
|
13j 6m 41.1d + 07j = 20j 6m 41.1d WIB
|
hari Selasa Legi, tanggal 31
Januari 2018 M.
|
Gerhana bulan sebagian ini dapat
disaksikan di Indonesia.
|
23. Waktu mulai gerhana
|
Tgh –
T1
|
20j 6m 41.1d - 05j 11m 16.8d = 14j 55m 24.4d WIB
|
24. Waktu mulai total
|
Tgh – T2
|
20j 6m 41.1d - tak perlu dihitung = tak perlu dihitung WIB
|
25. Waktu selesai total
|
Tgh + T2
|
20j 6m 41.1d + tak perlu dihitung = tak perlu dihitung WIB
|
26. Waktu selesai gerhana
|
Tgh + T1
|
20j 6m 41.1d + 05j 11m 16.8d = 25j 17m 57.9d WIB
|
Jika terjadi bulan sebagian (Y
< Z), maka untuk menghitung lebar gerhana (LG) atau magnitude yakni lebar piringan
bulan yang
|
masuk dalam bayangan inti bumi
dapat dilakukan dengan rumus: LG = (( D + SDC– Z ) ÷ 2 × SDC) × 100%. Apabila
|
dikehendaki satuan ukurannya
dengan ushbu’ (jari), maka hasil perhitungan lebar gerhana ini dikalikan 12.
|
Karena gerhana bulan sebagian,
maka LG = 0.123318315100964 bagian, atau 1.47981978121157 jari
|
27.
Kesimpulan:
Gerhana bulan sebagian terjadi pada hari
Selasa Legi, tanggal 31 Januari 2018 M.
a. Mulai
gerhana
: 14j 55m 24.4d WIB
|
b. Mulai
total : tak perlu dihitung WIB
|
c.
Pertengahan gerhana : 20j 6m
41.1d WIB
|
d. Akhir
total : tak perlu dihitung WIB
|
e. Akhir
gerhana
: 25j 17m
57.9d WIB
|
Gerhana bulan sebagian ini dapat disaksikan di
Indonesia.
Bandingkan dengan :
==========HASIL TRACKING==========
GERHANA TOTAL, , 31 Januari 2018 M.
Awal Gerhana :11 : 52 : 07.06 UT
Awal Total :12 : 54 : 24.56 UT
Tengah Gerhana :13 : 30 : 57.9 UT
Akhir Total :14 : 07 : 31.63 UT
Akhir Gerhana :15 : 09 : 51.42 UT
Awal Total :12 : 54 : 24.56 UT
Tengah Gerhana :13 : 30 : 57.9 UT
Akhir Total :14 : 07 : 31.63 UT
Akhir Gerhana :15 : 09 : 51.42 UT
Elongasi Terbesar :179° 39’ 47’’
Magnitudo Penumbra :2.21111194953
Magnitudo Umbra :1.28135418640434
ALMUSRI', 06/3/2017 3:16:08 AM
APAKAYANK\Belilfalak_v06.1
=============================================APAKAYANK\Belilfalak_v06.1
Juga Bandingkan dengan:
==KESIMPULAN TERJADINYA GERHANA BULAN== |
Tanggal 31 Januari 2018 M. |
-------------------------------------------------------- |
Jam Mnt Dtk |
-------------------------------------------------------- |
AWAL GERHANA |
AWAL TOTAL |
PERTENGAHAN GERHANA |
AKHIR TOTAL |
AKHIR GERHANA |
Menurut buku Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek |
========== Karya Muhyiddin Khazin |
----------------------------------------------------------------------------- |
27. Kesimpulan: |
Gerhana bulan sebagian terjadi pada hari Selasa Legi, tanggal 31 Januari 2018 M. |
a. Mulai gerhana : 14j 55m 24.4d WIB |
b. Mulai total : tak perlu dihitung WIB |
c. Pertengahan gerhana : 20j 6m 41.1d WIB |
d. Akhir total : tak perlu dihitung WIB |
e. Akhir gerhana : 25j 17m 57.9d WIB |
Gerhana bulan sebagian ini dapat disaksikan di Indonesia. |
Menurut buku Pegangan Ilmu Falak, Faza Manal |
published by Burhan Rosyidi, ALMUSRI' |
APAKAYANK\Belilfalak_v06.1 |
011/17/2017 8:00:18 AM |
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus